Burung merpati merupakan jenis burung yang bisa dilepas atau diumbar
dengan bebas sehingga kita tak perlu harus selalu mengurungnya di dalang
kandang. Hal ini demikian karena burung merpati akan kembali menuju
kandangnya sendiri, itulah mengapa pada zaman dahulu burung merpati
sering dimanfaatkan sebagai pengantar pesan atau merpati pos. Burung
merpati termasuk jenis burung yang perawatannya cukup gampang. Untuk
melacak keberadaannya sendiri ketika dilepaskan juga tidak terlalu
sulit. Bagi anda yang ingin mulai beternak burung merpati, ada
baiknya mengetahui dulu cara-caranya. Selain itu, ketahui pula ciri-ciri
indukan merpati yang bagus dan unggul agar mendapatkan keturunan unggul
pula.
Untuk indukan, pilihlah merpati yang telah berumur cukup. Ciri-ciri merpati yang bagus untuk indukan adalah sebagai berikut:
Pastikan
burung merpati yang anda pilih itu sehat kondisinya. Ciri merpati sehat
diantaranya ujung bagian sayapnya tidak nampak turun atau istilahnya
melor, mempunyai bulu cukup bagus, dan ketika anda tangkap menggunakan
tangan menunjukkan reaksi perlawanan yang besar.
Usahakan
untuk tidak membeli merpati yang sudah berumur tua. Bagi anda yang
berniat membeli burung merpati untuk diternak atau sekedar disembelih,
hal ini tidak disarankan.
Daging di area paruh nampak tidak terlalu tipis. Di bagian lubang hidungnya terdapat kerutan daging yang juga tidak tipis.
Ketika
hendak memilih burung merpati diantara berbagai pilihan merpati yang
berada dalam satu sangkar, usahakan untuk tidak terlalu dekat atau
amatilah dengan agak menjauh ke belakang. Selanjutnya amati tingkah laku
burung merpati tersebut. Pilihlah merpati yang terlihat paling dominan
atau seolah yang paling menguasai sangkar tersebut diantara lainnya.
Pelajari
juga ciri-ciri induk betina dan pejantannya. Kalau pejantan umumnya
memiliki paruh lebih tebal, melebar, dan ukurannya lebih besar; pejantan
kepalanya lebih panjang dan besar; dan apabila didekatkan dengan betina
atau pejantan lain, ia akan membekur.
Sistem Kurung dan Lepas Kandang
Beternak burung merpati sendiri sebenarnya susah-susah gampang. Berdasarkan metodenya, beternak burung merpati
terbagi atas dua metode. Yang pertama adalah sistem kurung, dan
berikutnya adalah sistem lepas kandang. Sistem kurung sebenarnya tidak
terlalu maksimal dalam prakteknya karena merpati tidak bisa keluar atau
bebas lepas dari sangkarnya. Sedangkan burung merpati sendiri adalah
jenis burung yang suka bersosialisai dengan cara terbang bebas dan
mondar-mandir kesana-kemari. Namun, apabila memang anda berniat memilih
metode kurung ini, maka usahakan agar sangkarnya diperbesar.
Bagi anda yang baru saja membeli burung merpati dari pasar, tentu tidak
bisa langsung melepas burung tersebut. Sebaiknya kurung dan beri pakan
terlebih dahulu burung merpati tersebut selama beberapa hari. Selama
dalam sangkar tersebut, lem atau beri lakban / isolasi pada sayap burung
tersebut, tapi usahakan agar tidak merusak bulu-bulu sayapnya. Setelah
beberapa hari buka lem pada sayapnya dan biarkan untuk pertama kalinya
burung tersebut keluar sendiri dari sangkarnya. Menjelang malam, apabila
burung merpati sudah mengetahui jalan kembali pulang ke sangkarnya, itu
berarti sudah ada kemajuan. Biarkanlah hal ini berulang berkali-kali
selama beberapa hari sampai memungkinkan untuk dilepas.
Makanan
Untuk makanan yang diberikan, pilihan pakan yang tepat adalah dari jenis
biji-bijian seperti jagung dan kacang hijau. Merpati sangat menggemari
biji-bijian jenis ini. Merpati dewasa umumnya membutuhkan pakan sekitar
150 gram dalam sekali makan untuk sepasangnya (masing-masingnya 75
gram). Usahakan untuk memeriksa kondisi makanan dan ketersediaan
minumannya dalam kandang. Kandang merpati sendiri sebaiknya selalu anda
perhatikan agar senantiasa bersih dan terjaga kesehatannya
Mengawinkan
Dalam beternak burung merpati, proses penjodohan merpati sebenarnya tidak terlalu susah. Untuk mengawinkan merpati ada trik-trik yang perlu diketahui.
Pertama,
kumpulkan beberapa burung merpati dalam satu sangkar selama seminggu
lamanya, hal ini untuk mengetahui terbentuknya pasangan diantara
beberapa burung tersebut. Pasangan merpati yang telah terbentuk tidak
akan lagi terpisah kecuali kalau memang sengaja dipisahkan. Bila sudah
demikian, pisahkan pasangan merpati tersebut ke dalam suatu sangkar
tersendiri.
Setelah mengandangkan pasangan merpati yang telah terbentuk tadi ke dalam satu sangkar, tutup sangkar (pagupon) di malam hari.
Menjelang
pagi, mandikan burung dan jemur di bawah cahaya matahari. Lebih bagus
bila pejantan dan betina dipisahkan ketika dimandikan, namun masih dalam
satu sangkar. Setelah kering, masukkan kembali burung ke dalam
sangkarnya dan beri makan.
Anda
bisa mengulangi langkah kedua hingga keempat sampai sekitar 3 hari. Hal
ini dilakukan agar pasangan burung tersebut bisa ‘jodoh’ atau istilah
jawanya templek. Perlu anda ketahui bahwa ketika kondisi templek atau
jodoh sudah terjadi, bagi anda yang ingin mengikutsertakan merpati dalam
adu balap merpati, mungkin inilah saat yang tepat. Dalam kondisi
templek, indukan pejantan biasanya akan bersikap agresif dan selalu
membuntuti betina kemanapun ia pergi. Sehingga bila sudah mencapai
kondisi ini, pejantan sudah dapat dilepas dan ia akan mampu melacak
betinanya. Hal ini berlangsung sampai burung tersebut bertelur.
Ketika merpati sudah siap untuk bertelur, anda bisa membantu burung
tersebut untuk melancarkan proses pengeramannya. Yang dimaksudkan
disini, sediakan ranting-ranting kecil semacam kayu-kayuan, jerami,
tali-tali bekas, batang lidi, atau sejenis itu di sekitar sangkar yang
sekiranya dapat dirangkai oleh merpati untuk dijadikan alas pengeraman
telur. Burung merpati memiliki kemampuan untuk melacak benda-benda
tersebut untuk kemudian dirangkainya sendiri menjadi alas pengeraman.
Pengeraman telur
Setelah merpati bertelur, proses selanjutnya yang dilalui adalah
pengeraman telur. Burung merpati hanya mengerami telurnya selama kurang
lebih 19-22 hari saja. Selama itu, tidak semua telur merpati akan
menetas. Seekor burung merpati biasanya hanya menghasilkan 2 telur saja,
3 telur biasanya cukup jarang. Ketika telur sudah menetas, berilah
pakan sejenis jagung yang teksturnya lebih halus pada burung indukan. Si
induk kemudian akan menyuapkan pakan tersebut pada piyik yang baru
menetas tadi. Setelah kira-kira 2-3 minggu berselang, induk merpati
tersebut akan mulai bertelur kembali. Bila anda bermaksud untuk
mengkonsumsi anak merpati tersebut, tunggulah sampai umurnya mencapai
kira-kira 4-5 minggu. Bila anak merpati tersebut hendak dipelihara terus
agar bertelur, maka pisahkan piyik dari induknya setelah ia berumur
sekitar 6-7 minggu. Tempatkan ia menjadi satu kandang jantan serta
betina agar telurnya bisa menetas. Sekedar anda ketahui bahwa telur yang
berasal dari merpati betina tanpa melalui proses perkawinan tidak akan
dapat menetas menjadi anak piyik.
Itulah sekilas tips dan informasi yang bisa anda ketahui untuk beternak burung merpati.
Selain bisa dijadikan hobi, ternak merpati untuk konsumsi juga cukup
menguntungkan karena daging merpati merupakan salah satu sumber protein
yang tinggi. Selamat dapat bermanfaat.
tes koemn
BalasHapus